MELAMBUNG: Para pedagang menyortir bawang di Pasar Tanjung Rabu (18/3). Saat ini harga bawang naik cukup tinggi. (Heru Putranto/Jawa Pos Radar Jember)
JEMBER – Setelah beras, harga bawang merah naik drastis. Kenaikannya mencapai Rp 3.000 per kilogram. Hal itu disebabkan pasokan bawang di pasar berkurang karena belum masuk masa panen. Akibatnya, daya beli masyarakat menurun hingga 50 persen.
Menurut Katimun, pedagang bawang di Pasar Tanjung, kenaikan harga tersebut sudah berlangsung mulai tiga hari lalu. Harga bawang sebelumnya sekitar Rp 21 ribu per kilogram. Tetapi, hingga Rabu sore (18/3) harganya sudah mencapai Rp 25 ribu. "Bergantung bawangnya. Kalau bawang Filipina bisa sampai Rp 27 ribu," ungkapnya.
Kenaikan harga bawang tersebut tidak bisa diprediksi karena harga selalu berubah. Namun, jelas Katimun, jika para petani sudah panen, harga biasanya akan kembali normal. "Ini siklus yang terjadi setiap tahun," ucapnya.
Katimun menambahkan, kenaikan harga yang cukup tinggi itu membuat masyarakat mengurangi pembelian bawang. Sebelum harga naik, selama dua hari dia bisa menjual sekitar 7 ton. Namun, sejak harganya naik, penjualan hanya 3 ton dalam dua hari.
Lelaki yang sudah berjualan bawang di Pasar Tanjung mulai 1976 tersebut mengungkapkan, bawang yang dijualnya didatangkan dari Bima dan Mataram, NTB. Sebab, di daerah sekitar masih belum ada yang panen. "Sehingga barangnya agak langka. Bisa normal kalau sudah ada yang panen," terangnya.
Harga kebutuhan lain yang mengalami kenaikan adalah gula meskipun kenaikannya tidak terlalu tinggi. Dari sebelumnya sekitar Rp 9.200 per kilogram saat ini menjadi Rp 9.500. "Jadi, naiknya cuma sekitar Rp 300," ungkap Murtini, pedagang sembako di Pasar Tanjung