JAJAL RUTE: Sejumlah cyclist Surabaya melintasi tanjakan panjang menuju kawasan puncak Gunung Bromo di Wonokitri, Pasuruan, Sabtu (14/2). (WS Hendro/Jawa Pos)
SURABAYA – Jawa Pos Cycling Bromo 100 2015 tampaknya bakal terus menjadi event sepeda terheboh di Indonesia. Untuk acara menantang yang dijadwalkan berlangsung 11 April itu, jumlah peserta diprediksi akan melampaui tahun lalu. Dengan mudah melewati angka 600 peserta.
Hingga Sabtu (14/2), total pendaftar sudah mendekati angka 600. Tahun lalu, saat event tersebut kali pertama diselenggarakan, jumlahnya 608 peserta. Padahal, pendaftaran baru dibuka 9 Februari lalu.
Menurut data panitia, para peserta itu mewakili 91 komunitas dalam dan luar negeri. Datang dari belasan negara, termasuk Aljazair dan Kolombia.
”Antusiasme event ini memang luar biasa. Khususnya peserta dari luar Jawa Timur dan dari luar negeri. Bagi yang sudah mendaftar, kami minta tolong untuk secepatnya melengkapi administrasi supaya tempatnya benar-benar aman. Bagi yang belum mendaftar, kami siap menampung lebih dari 600 peserta. Dengan catatan secepatnya supaya segala persiapan logistik bisa maksimal,” kata Azrul Ananda, direktur utama PT Jawa Pos Koran, penyelenggara event.
Sabtu (14/2) sekelompok cyclist Surabaya merayakan Hari Kasih Sayang dengan menjajal rute Bromo 100, namun dengan gowes pergi-pulang dari Surabaya. Tepatnya Bromo 200 kilometer. Banyak di antara mereka adalahroad captain pada event 11 April mendatang, dari Surabaya Road Bike Community (SRBC).
Tapi, ikut pula peserta dari komunitas lain Kota Pahlawan seperti Freedom dan Free Bike. Kebanyakan kompak mengenakan jersey pink atau merah.
”Dari segi kilometer, mungkin event nanti ’hanya’ 100 km. Tapi, hampir 40 km terakhirnya menanjak hingga sekitar 2.000 meter di atas permukaan laut. Walau dasarnya kuat, kalau tidak latihan, tanjakan menuju Wonokitri, Bromo, bisa membuat kita hancur,” jelas Azrul.
John Boemihardjo, salah seorang road captain dari SRBC, mengingatkan peserta tentang pentingnya kemampuan mengatur makan dan minum. Latihan kemarin memang digunakan pula untuk latihan soal itu. Misalnya, saat event nanti, akan ada pit stop di tengah perjalanan menanjak. Saat latihan kemarin, sama sekali tidak ada stop. Harus belajar makan dan minum di atas sepeda.
”Panas adalah musuh utama waktu acara, baik temperatur maupun ’panas’ secara emosi. Pengaturan makan dan minum yang benar serta self controlsangat menentukan keberhasilan untuk finis,” ujarnya. (c10/nur)