PROYEK RP 209 MILIAR: Pembangunan Jembatan Kenjeran terus berlangsung. Namun, proses perencanaan dan konstruksi mulai disoroti oleh DPRD Surabaya. (Dipta Wahyu/Jawa Pos)
SURABAYA – Pembangunan Jembatan Kenjeran terus digoyang para legislator DPRD Surabaya. Yang terakhir, mereka menyoroti teknis proyek senilai Rp 209 miliar itu. Pemicunya adalah kerancuan pelaksanaan dan pengawasan proyek.
Bahkan, gara-gara persoalan itu, pembahasan progres pembangunan Jembatan Kenjeran yang rencananya dilaksanakan kemarin di-cancel(dibatalkan). Sejatinya, kemarin komisi C mengundang sejumlah instansi serta pelaksana proyek untuk membahas progres report pembangunan jembatan tersebut.
Selain meminta klarifikasi dari pelaksana proyek, komisi yang membidangi pembangunan itu mengundang konsultan perencanaan serta manajemen konstruksi (MK). Namun, pimpinan komisi C tiba-tiba membatalkan agenda tersebut. Gara-garanya, ada informasi bahwa konsultan perencanaan dan MK ternyata sepaket.
’’Kami telusuri dulu masalah ini. Sepengetahuan kami, konsultan perencanaan dan MK itu harus terpisah,’’ kata Ketua Komisi C Syaifuddin Zuhri.
Politikus PDIP itu menjelaskan, sesuai dengan anggaran yang sudah ditetapkan, dua kegiatan tersebut memiliki anggaran sendiri-sendiri. Anggaran MK ditetapkan Rp 3,5 miliar, sedangkan dana untuk konsultan perencanaan sebesar Rp 180 juta. Selain itu, kata Syaifuddin, dari sisi fungsi, seharusnya dua kegiatan tersebut terpisah.
’’Sebab, jika digabung, pelaksanaannya dianggap rawan. Logikanya, masakpengawas mengawasi pekerjaannya sendiri. Makanya, kami cek dulu apakah cara ini dibolehkan atau tidak,’’ katanya.
Saat ini pelaksanaan proyek Jembatan Kenjeran disorot dewan. Selain gara-gara detail engineering design (DED)-nya masih simpang siur, progres penyelesaian proyek tersebut dianggap belum maksimal. (ris/c15/oni)