CELAKA 13: Point guard Satria Muda Hardianus (kanan) meratapi kekalahan timnya dengan latar belakang para pemain Aspac yang berselebrasi di Hi-Test Arena, Batam (4/2). (Hendra Eka/Jawa Pos)
BATAM – Kedigdayaan Satria Muda (SM) Britama Jakarta yang mencatatstreak menang 13 game beruntun terhenti pada big match hari pertama Seri V IndiHome National Basketball League (NBL) Indonesia 2014–2015. Mereka takluk oleh M88 Aspac Jakarta 76-85 di Hi-Test Arena Batam Rabu malam (4/2).
Kini, rekor menang-kalah mereka tercoreng menjadi 13-1. Selain itu, tim asuhan Cokorda Raka Satrya Wibawa tersebut juga harus tergeser ke peringkat ketiga klasemen sementara dengan 27 poin. Aspac berada di posisi kedua dengan 28 poin.
’’Semua pasti ada akhirnya. Tetapi, ini bukan akhir segalanya,’’ ujar Cokorda kepada Jawa Pos tadi malam.
Kegagalan Satria Muda melanjutkan rekor hebatnya itu tidak terlepas dari kondisi tim yang tidak turun dengan kekuatan terbaik. Selain Kevin Yonas Sitorus yang absen, beberapa pemain Satria Muda seperti Rony Gunawan dan Christian Ronaldo Sitepu kurang bugar.
Padahal, Satria Muda selama ini bertumpu pada barisan big man mereka. Akibatnya, Aspac mampu membatasi ruang gerak big man Satria Muda. Lebih parah, Satria Muda bingung membendung kemampuan para shooter Aspac yang terkenal jitu.
Saat kuarter kedua tinggal 6 menit 27 detik, sangat terlihat betapa kalutnya pertahanan Satria Muda. Cokorda sudah mengambil dua kali time out dan mereka tertinggal 15 poin (25-40) gara-gara dua kali tembakan tiga angka pemain Aspac, Andakara Prastawa Dhyaksa dan Ebrahim ’’Biboy’’ Enguio Lopez. Meski sedikit demi sedikit mengejar dan sempat selisih tipis pada kuarter ketiga, akhirnya Satria Muda kalah 76-85.
Pelatih Aspac Rastafari Horongbala menyatakan, salah satu faktor kemenangan anak asuhnya adalah mampu mematikan barisan big man. Selain itu, mampu memimpin perolehan angka sejak kuarter pertama sampai akhir sangat menentukan hasil akhir.
’’Pertandingan yang bagus. Lawan sebenarnya juga bermain baik. Sayang, anak-anak sempat menurun pada kuarter ketiga dan keempat. Padahal, pada kuarter pertama dan kedua, sudah unggul jauh,’’ jelas Coach Fari, sapaan Rastafari.
Center Aspac Ferdinand Damanik tampil hebat dalam pertandingan tersebut. Mantan pemain Pelita Jaya Energi MP itu mengoleksi 23 poin dan 7 rebound. Itu merupakan poin tertingginya sepanjang karir di NBL. Total dia bermain selama 26 menit 56 detik dalam pertandingan tersebut.
Pergerakannya saat melakukan offense dan maupun defense juga efektif. Dalam laga kemarin, dia mengemas efektivitas bermain 23, tertinggi jika dibandingkan dengan para pemain Aspac lainnya. Field goal-nya mencapai 54 persen. Di antara 13 kali percobaan tembakan dua angka, dia mampu memasukkan tujuh.
Selain itu, ketenangan bermain Damanik terlihat dari persentase tembakan bebasnya yang sempurna alias 100 persen. Dari sembilan kali free throw, dia mampu melesakkan semua! Selain Damanik, Andakara Prastawa Dhyaksa tampil moncer seperti biasanya. Prastawa menjadi top scorer dengan 25 poin dan 3 rebound.
Permainan apik Damanik tidak hanya dipuji kawan, namun juga lawan. ’’Damanik bermain bagus hari ini (tadi malam, Red). Terlepas dari permainan Damanik, support dari small man Aspac juga tidak bisa diabaikan begitu saja. Selain itu, kami kalah karena tak bisa memanfaatkan kesempatan free throw,’’ ujar Rony Gunawan, pemain Satria Muda.(irr/rif/c5/ham)