CINTA BOLA: Anggota SFC berpose bareng setelah acara kongres di Senayan, Jakarta. (SFC)
JANGAN bayangkan kongres SFC yang digelar di sebuah restoran di Senayan, Jakarta, Rabu (25/2), layaknya kongres organisasi-organisasi pada umumnya. Suasananya santai. Bahkan, sering kali diselingi guyonan. Sekitar 20 orang menghadiri kongres yang kali pertama digelar tersebut.
JANGAN bayangkan kongres SFC yang digelar di sebuah restoran di Senayan, Jakarta, Rabu (25/2), layaknya kongres organisasi-organisasi pada umumnya. Suasananya santai. Bahkan, sering kali diselingi guyonan. Sekitar 20 orang menghadiri kongres yang kali pertama digelar tersebut.
Beberapa di antara yang hadir adalah sosok-sosok yang sering nongol di layar kaca. Sebut saja Valentino Simanjuntak, Rochy Putiray, Rendra Soedjono, Gusti Randa, Vennard Hutabarat, Soleh ”Said Bajaj Bajuri” Ali, Augie Fantinus, Vicky Nitinegoro, Judika, dan Samuel Rizal.
Sebagai pendiri, Gusti Randa mengaku senang karena SFC akhirnya bisa melaksanakan kongres. Betapa tidak, sejak berdiri 12 tahun lalu, baru kali ini mereka menggelar kongres. Sangat sulit mencari jadwal yang pas untuk mempertemukan para anggota yang mayoritas adalah artis.
Nah, lewat kongres itu, dibentuklah struktur organisasi SFC secara resmi. Menurut Gusti, hal tersebut dilakukan untuk menunjukkan komitmen kuat anggota SFC. Tak cuma bermain bola, SFC juga bisa dikembangkan secara lebih luas.
”SFC ini adalah perkumpulan sepak bola artis terlama. Karena itu, saya meyakini ada yang bisa dilakukan untuk lebih berguna buat kami dan sepak bola Indonesia. Misalnya, punya perwakilan di daerah-daerah,” kata Gusti.
Gusti membentuk SFC bersama artis Gugun Gondrong. Untuk kali pertama, SFC bermain di Lapangan PASI Senayan pada 3 Maret 2003. Saat pertama SFC bermain, anggotanya 20-an. Setelah itu, SFC rutin berlatih sekali sepekan. Rabu atau Kamis adalah jadwal berlatih di Lapangan PASI Senayan. Mulai 2007, berkat izin PSSI, SFC bisa berlatih di Lapangan Timnas Senayan.
’’Saya merasakan agak ribet ketika ditinggal Mas Gugun. Karena itu, dengan organisasi dan administrasi resmi SFC, saya mengincar regenerasi yang lebih baik. Biar yang muda-muda ini care dengan SFC,’’ kata Gusti.
Sebagai yang ’’dituakan’’, Gusti menjadi manajer dan pelatih ketika SFC bertanding di luar kota. Beberapa kota yang pernah mengundang SFC adalah Medan, Lombok, Samarinda, Makassar, dan Gorontalo. Mereka yang mengundang menanggung tiket pesawat, hotel, dan uang saku. ’’Kisahnya lucu-lucu. Karena teman-teman artis ini kan sering abai. Ada cerita ketinggalan pesawat, tiket salah nama, sampai lupa dibangunin saat mau tanding,’’ katanya.
Mengoordinasi para artis, bagi Gusti, adalah tugas yang tak pernah terkira pada awalnya. Mencari jadwal kosong buat para artis sangat sukar. Belum lagi masalah yang timbul di lapangan. Saat bertanding di lapangan, para artis itu punya ego yang besar. Inginnya main sendiri.
Kongres kemarin menetapkan Rendra Soedjono sebagai presiden SFC dan Valentino Simanjuntak sebagai sekretaris jenderal (Sekjen). Mereka akan memimpin dalam periode 2015–2017. Rendra mengatakan, proyek ke depan SFC adalah membuat organisasi lebih menguntungkan dan menyenangkan. Salah satu caranya, membuat film bertajuk SFC The Movie.
Film tersebut bertutur mengenai perjalanan SFC dibentuk sampai menjadi organisasi sepak bola buat selebriti yang beranggota sekitar 80 orang. ’’Organisasi ini akan lebih kreatif. Termasuk, kita akan bikin rekaman dangdut yang dijual secara komersial. Pokoknya, organisasi ini menghasilkan sesuatu yang positif,’’ kata Rensu, sapaan akrab Rendra Soedjono.
SFC juga punya misi mencetak pemain profesional. Sebab, dari SFC, sudah lahir dua pemain yang bergabung dengan klub dan mengikuti kompetisi. Yakni, M. Rifky (Sriwijaya FC dan Persiba Balikpapan) dan Indra Kahfi (PSPS Pekanbaru). ’’Kita juga akan mendaftarkan diri ke Asprov Jakarta untuk menjadi bagian dari mereka. Sehingga kita bisa ikut kompetisi internal. Kalau memungkinkan, kita punya mimpi ikut Liga Nusantara,’’ tutur Rensu.(*/c10/ca)