Foto Ilustrasi
JAKARTA - ‎Penyebaran ISIS di Indonesia terbilang cukup pesat. Hal itu terlihat dari kantong-kantong wilayah rekrutmen Negara Islam Iraq dan Syria itu yang semakin bertambah. Di antaranya, Poso, Jawa Timur, Jawa Tengah, Ciamis, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi Selatan.‎
Polri mengungkapkan, ada motivasi seseorang untuk bergabung dengan ISIS. Misalnya, adanya iming-iming jaminan hidup dengan gaji Rp 6 juta – Rp 20 juta per bulan dan pemahaman keyakinan. Tapi, ada juga yang hanya ikut-ikutan karena ditengarai tidak semua orang paham ideologi kelompok radikal itu.
Nah, Polri menunda ada pihak yang melakukan cuci otak untuk mengajak warga negara Indonesia bergabung dengan ISIS. "Kita masih menyelidiki siapa yang melakukan cuci otak tersebut," kata Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Rikwanto, di kantornya, Rabu (18/3).
Polri juga melakukan antisipasi terhadap aksi teror yang mungkin dilakukan kelompok tersebut. "Sampai saat ini belum kami temukan (teror ISIS di Indonesia). Fokus mereka masih perang di Syria," ujar Rikwanto.
Polriberharap pemerintah mempertimbangkan pemberian sanksi bagi WNI yang menjadi pengikut kelompok ISIS tersebut. ‎Paling tidak, ISIS ditetapkan sebagai organisasi terlarang. Dengan begitu, polisi bisa menangkap orang yang hendak bergabung dengan kelompok tersebut. (Fadhil Al Birra/fal)