COBA DULU: Sejumlah siswa SMKN 1 Jakarta menjajal ujian dengan sistem computer based test (CBT). (Haritsah Almudatsir/Jawa Pos)
JAKARTA  Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tetap menyisipkan soal berstandar internasional dalam ujian nasional (unas) tingkat SMA atau sederajat. Porsinya juga diperbesar. Jika tahun lalu hanya 5 persen, tahun ini porsinya meningkat menjadi 10 persen.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemendikbud Furqan mengatakan, idealnya soal-soal berstandar internasional itu harus terus ditingkatkan. ”Tahun ini 10 persen. Kalau bisa ke depan 100 persen soalnya berstandar internasional,’’ kata Furqan di Jakarta Senin (23/3).
Furqan menambahkan, Kemendikbud tidak ragu dalam menambah soal ujian berstandar internasional. Meski, tahun lalu sejumlah peserta unas mengeluh soal yang digarap terlalu sulit.
Menurut Furqan, butir soal standar internasional itu dicampur dengan soal-soal lain yang berstandar nasional. Meski statusnya berstandar internasional, lanjut Furqan, soal tersebut tetap tidak keluar dari materi pelajaran yang disampaikan dalam kurikulum nasional. Hanya, soal ujian dimodifikasi sehingga masuk kategori soal yang membutuhkan tingkat berpikir ekstra.
Terkait dengan teknis persiapan penyelenggaraan unas, Kepala Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik) Kemendikbud Nizam mengatakan, hingga kini semakin banyak naskah ujian yang sudah sampai di tingkat provinsi.
’’Yang saya pantau, soal unas sudah sampai di Provinsi Maluku, Kalimantan Barat, dan Papua Barat,’’ jelasnya. Menurut Nizam, provinsi-provinsi itu merupakan daerah dengan sebaran sekolah yang butuh perhatian khusus. Sebab, banyak sekolah yang posisinya sangat terpencil.
Pendistribusian naskah unas hingga tingkat provinsi diharapkan tuntas pada 29 Maret. Kemudian distribusi dari provinsi ke kabupaten/kota dan rayon-rayon ditargetkan berlangsung hingga 11 April. Target perjalanan naskah unas itu tidak boleh terganggu agar penyelenggaraan ujian pada 13–15 April berjalan lancar. (wan/c7/sof)