PANEN: Bupati Imron Rosyadi (dua dari kanan) memegang ikan tangkapan nelayan. (Rakyat Bengkulu/JPNN)
BUPATI Bengkulu Utara Imron Rosyadi boleh berbangga. Wilayahnya dinobatkan sebagai penghasil ikan terbaik ketiga tingkat nasional dan satu-satunya kabupaten yang masuk tiga besar program budi daya perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Pada 2014, produksi ikan di Bengkulu Utara mencapai 9.867,25 ton. Jadi, kalau dirata-rata, 27 ton per hari. Itu baru produksi ikan air tawar hasil budi daya. Dominasinya ikan nila (4.432,53 ton) dan ikan mas (2.214,42 ton).
Sejak ada kawasan minapolitan, produksi ikan di Bengkulu Utara terus merangkak naik. Pada 2010, produksi ikan hanya 6.510,1 ton. Tahun berikutnya berturut-turut naik menjadi 7.400 ton (2011), 8.097 ton (2012), lalu 9.867 ton (2013). ”Perikanan memang menjadi salah satu komoditas unggulan di Bengkulu Utara,” kata Imron kepada Rakyat Bengkulu (Jawa Pos Group).
Menurut Imron, hasil ikan di daerahnya tidak hanya dikonsumsi masyarakat Provinsi Bengkulu. Hasil petani ikan budi daya sudah dikirimkan ke Lubuklinggau dan beberapa kota di Sumatera Barat.
”Jumlah panen ikan kami sangat besar dengan harga yang bersaing dengan wilayah lain. Makanya, hasil perikanan budi daya kami bisa masuk ke provinsi-provinsi lain. Setiap malam ikan-ikan itu dikirimkan,” terang Imron.
Awalnya, Imron melihat bahwa perairan di wilayah Kecamatan Padang Jaya sangat potensial menjadi wilayah perikanan kolam. Setelah mencanangkan beberapa program perikanan budi daya, keseriusan Imron tercium oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan yang akhirnya ikut menyokong program tersebut.
Program perikanan budi daya tak hanya digalakkan di wilayah minapolitan Padang Jaya, melainkan menyebar di seluruh kecamatan. Semboyan ”sehat makan ikan” juga dikembangkan dengan pelepasan puluhan ribu bibit ikan di setiap danau yang ada di kecamatan. Diharapkan bibit-bibit itu bisa berkembang bagi masyarakat.
”Kami inventaris di seluruh wilayah yang terdapat danau. Di sana, dilepaskan puluhan ribu ikan bagi masyarakat. Nanti mereka bisa menikmati ikan hanya dengan memancing. Ini karena kami sadar bahwa kandungan gizi yang ada dalam ikan sangat baik bagi manusia,” ujarnya.
Bahkan, kini Kementerian Kelautan dan Perikanan juga melirik potensi lain, yakni pengembangbiakan ikan sidat atau yang dikenal sebagai belut di masyarakat. Ikan itu biasa diekspor ke Jepang dan Tiongkok. Bahkan, kementerian berjanji mencarikan investor yang mau menanamkan modal untuk pengembangbiakan ikan tersebut.
Bengkulu Utara sangat menyokong pendapatan daerah Provinsi Bengkulu, terutama dari sektor pertambangan dan investasi luar negeri. Maklum, Bengkulu Utara merupakan kabupaten terbesar yang berhasil mendatangkan investor untuk sektor perkebunan maupun pertambangan.
Hal itu tentu berdampak langsung bagi kabupaten tetangga maupun daerah lain di Provinsi Bengkulu. Dari sepuluh tahun masa kepemimpinan Imron, dana bagi hasil (DBH) pertambangan Provinsi Bengkulu dan daerah tetangga Bengkulu Utara meningkat.
Dituturkan Imron, sektor pertambangan sudah berperan banyak dalam pertumbuhan ekonomi Bengkulu Utara maupun Provinsi Bengkulu. Bukan hanya masukan pajak dan royalti, serapan tenaga kerja serta tumbuhnya ekonomi kecil juga menjadi salah satu keuntungan bagi masyarakat dan pemerintah.
”Alhamdulillah Bengkulu Utara dipercaya oleh sekian banyak investor. Kami punya investor dari dalam dan luar negeri. Kami selaku pemerintah tetap memberikan kemudahan investasi, tentunya tetap dengan dasar aturan yang berlaku,” terang Imron.
Bukan hanya pertambangan, sektor perkebunan, terutama karet dan kelapa sawit, juga menjadi primadona di wilayah itu. Bahkan, kabupaten tersebut menjadi penghasil kelapa sawit dan karet terbesar di Provinsi Bengkulu. Hal itu juga menjadi salah satu aspek yang membesarkan ekonomi masyarakat Bengkulu Utara.
Obsesi Kota Terpadu Mandiri Lagita
SEJAK 2010, Bengkulu Utara memiliki Kota Terpadu Mandiri (KTM) Lagita yang diresmikan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) Muhaimin Iskandar. Nama Lagita merupakan singkatan dari nama tiga kecamatan, yakni Lais, Giri Mulya, dan Ketahun.
KTM berdiri di atas lahan seluas 99.251 hektare. Sekitar 50 hektare disiapkan sebagai pusat KTM yang direncanakan berdiri rumah sakit, sekolah, permukiman, dan pusat perbelanjaan. Pembangunan KTM itu mendapat kucuran dana segar Rp 96 miliar dari Kemenakertrans.
Dibukanya KTM di Bengkulu Utara merupakan buah dari upaya keras Imron melobi pemerintah puat. Menurut Imron, wilayahnya tidak akan bisa maju kalau mengandalkan APBD. Karena itu, Imron ngotot membangun KTM dan bersaing dengan 300 kabupaten yang mengajukan hal sama. Akhirnya, dipilih 44 kabupaten. Salah satunya Bengkulu Utara.
Namun, sejak diresmikan, pembangunan pusat KTM belum dimulai. ”Memang kita sedikit kecewa. Setelah lima tahun diresmikan, pusat KTM belum dibangun. Namun, sedikit-sedikit kami mulai membangun,” ujar Imron.
Pada 2013, Imron mendapat kepastian dari Kementerian Kesehatan akan didirikannya rumah sakit pratama di pusat KTM, Desa Giri Kencana, Ketahun. Pemilihan Ketahun sebagai pusat KTM serta Lais dan Giri Mulya sebagai daerah penyangga bukan tanpa alasan. Ketahun saat ini menjadi kecamatan dengan perputaran ekonomi tertinggi di Bengkulu Utara, mengalahkan Arga Makmur, ibu kota Bengkulu Utara.
KTM menjadi salah satu strategi Imron untuk memberikan pelayanan pemerintah kepada masyarakat. Kini sarana pendidikan, rumah sakit, hingga pusat perbelanjaan sedang dibangun di Ketahun. ”Masyarakat wilayah Ketahun dan Lais selama ini jauh menjangkau rumah sakit dan pusat perbelanjaan di Arga Makmur,” terang Imron. (qia/c11/c6/tom)